Apa ini yang disebut perkembangan?
Seperti inikah pembaharuan tentang keadaan yg digadang-gadang sebagai kegagalan?
Miris dan teriris perih rasa kalbu
Ketika saudara-saudara kita terbenam dalam nanar
Tanah yg katanya surga berubah menjadi pusara sebelum masanya tiba
Lihat sang giri gagah berdiri
Berdiri dan sekarang ditukar dengan lembaran kertas bernominal
Oleh mereka yang datang dari jauh
Dari barat daya dengan dunianya
Tak memiliki dan berlaku picik
Tanah dikeruk dan terus dikeruk hingga dalamnya membuat lubang curam menganga
Membuat langkah terhenti tuk mendekati
Tembaga itu mereka ambil
Emas kita mereka rampas
Dan berbagai unsur berharga yg seratus kali lipat mereka renggut
Hanya sepersen saja kita dibagi
Itupun habis dimulut-mulut serakah anjing berdasi itu
Sedangkan saudara kita hanya bisu dengan pergerakan beku
Tanpa daya, tiada berontak
Disekitar terlihat mereka lapar
Disekeliling saudara kita compang-camping
Dengan gaya lusuh berjibaku dengan terik sang surya mengais rizky untuk sekedar remah roti
Hanya untuk beras negeri tetangga
Disisi lain nampak hutan yg berubah menjadi lahan amoh penghasil minyak
Hingga terbakar
Gelap, pekat, dan hanya terlihat kesenduan
Bisa apa kita?
Ketika mesin-mesin pengeruk menancapkan pipa pembobol tanah surga ini?
Lalu siapa yg harus bertanggung jawab?
Semua pergi
Semua acuh
Hanya menimbun dan mengubur berdamping lumpur
Apa hanya sejauh ini indonesia?
Negeri dengan usianya tak kalah senja dengan proklamirnya?
Apa harus menunggu hujan abu dan kelabu awan menutup langit biru?
Apa perlu kita menunggu semuanya hancur?
Miris saudaraku...
Apa yang kita bisa?
Hanya menyaksikan bangsa ini tenggelam didalam surganya?
Perlu sejuta tanya untuk semua ini.
H2S Survival.
0 komentar:
Posting Komentar