Perkenalkan Nama ku Brita dan panggil aja Brian, Hari Minggu ini sebenarnya aku sedikit malas dengan permintaan ayahku agar aku mengantar Bu Yuli yang saat itu menjadi ibu tiriku paska pernikahan ayahku 4 bulan lalu dengannya, Ia adalah istri ketiga ayahku. Karena Bu Yuli orangnya sangat judes, pelit dan sombong, aku sangat membencinya. Ia sebenarnya sangat aduhai namun apa kata aku tak menyukainya karena dialah biang kerok terjadinya perceraian antara ibu dan ayah kandungku.
Bu Yuli, wanita muda yang sebenarnya lebih tepat menjadi kakak ku, karena usianya hanya 4 tahun lebih tua dari aku yang kini berumur 23 Tahun dan dia tidak begitu akrab dengan aku (saling berselisih masalah keuangan) hanya saja aku
menyayangi ayahku, aku menerima dia di rumah ayahku sebagai istri ke
tiga ayahku. Sebenarnya rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
kami. Setelah mengantarnya sampai dirumah Bu Yuli, ternyata di rumah bu yuli yang lama tampak sepi, aku nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar ibu tiriku itu.
Sekitar tiga puluh menit aku menunggu, Bu Yuli keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, dia hanya mengenakan selembar handuk yang dililitkan ditubuhnya. Sehingga aku sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tiriku yang montok itu. Keadaan itu membuatku berniat menidurinya.
Sebagai laki-laki normal dan sudah biasa bersetubuh dengan wanita, nafsu birahi ku bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang, aku mengikuti langkah ibu tiriku masuk ke kamar. (Diam-diam tapi pasti)
Bu Yuli yang sedang berdiri sambil melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya sama sekali tak menyangka kehadiranku yang ikut masuk ke kamarnya. Bu Yuli sangat terkejut saat aku mulai memeluk dengan kuat tubuhnya sambil menciumi lehernya dari belakang. Bu Yuli berteriak keras, tetapi dengan cekatan tangan ku yang kuat membekap mulutnya.
Aku mendorong tubuhnya keranjang hingga jatuh dan terlentang lalu menindihnya. Bu Yuli memberontak tapi sia-sia, aku terlalu kuat baginya. Dengan mudah aku meringkusnya. Aku menyumpal mulutnya dengan tanganku untuk beberapa saat. Aku menelikung kedua tangannya kebelakang dan menahan dengan kuat kedua kaki nya. Memaksanya agar lebih menikmati permainan yang baru akan di mulai.
Bu Yuli mulai putus asa dan memohan agar tidak dipaksa melayani nafsuku. Aku tahu kalau dia sudah kehabisan tenaga, dengan santai aku mulai menciumi dan menjilati kedua buah dada nya, secara bergantian. Bentuk tubuhnya berbeda dengan cewek-cewek yang pernah ku tiduri. Lebih padat dengan ukuran dada yang pas di genggaman tanganku.
Cukup lama aku menjilati kedua buah dada ibu tiriku itu, dan kini wajah ku merangkaki perutnya dengan mulut yang terus menjilati bagian tubuhnya. Tanganku meraba-raba selangkangan dan mencucuk-cucuk lubang vaginanya yang menggunduk dan tampak montok. Sesaat kemudian aku memindahkan jilatanku keselangkangannya.
“AHHH... Jangan Yan, Tolong jangan lakukan itu” pintanya
Aku tak peduli apa yang terlontar dari mulut si berengsek itu, Kedua tangannya ku buka lebar-lebar dan kembali ku hisap payudaranya dan ku gigit tonjolan dadanya.
“Jangan Brian, Ampun..” Pintanya sambil menangis
Desahan dan permohonan kembali terjadi ketika ku lumat
seluruh buah dadanya sebelah kanan dan ku masukan hingga hampir seluruh
mulutku. Ia mulai kehabisan akal untuk melarangku dan kini dia hanya
bisa pasrah dan menangis.
“Enak bukan..?” Tanya ku Nakal sambil tersenyum
Bu Yuli hanya diam dan menangis, ia kini mulai
terangsang dan mendesah-desah, saat lidah ku menyapu setiap puting
susunya dan turun ke selangkangannya. Setiap jilatanku begitu dahsyat
melebihi ayahku. Kini lidahku ku arahkan ke bibir vaginanya dan ku gigit
tonjolan klentitnya
"Uhhhh, Sakit Brian.." desahan bu Yuli dengan lantang
Tak ku hentikan sampai disitu, ku sedot klentitnya perlahan-lahan sambil
memainkan lidahku ke bibir vaginanya. Tampak sekilas wajah bu Yuli
menikmati alur permainanku yang semakin lama semakin buas. Ku hentikan
sejenak permainanku dan ku beranjak meninggalkan kamarnya. Aku segera ke
dapur mencari air untuk mengkonsumsi obat GAZA yang telah ku beli
jauh-jauh hari di toko online. Setelah menelan sebutir obat kuat, aku
kembali ke kamar. Ternyata kamar bu Yuli telah di kunci dari dalam,
Dengan marah ku gedor-gedor pintunya. Tanpa memberikan waktu untuknya
berfikir meloloskan diri dariku, segera ku dobrak dengan seluruh tenaga.
Tak beberapa lama kemudian pintu pun terbuka.
Aku sempat gugup ketika melihat bu Yuli sedang memegang ponselnya dan
mencari beberapa nomer yang akan di hubungi, ku dekatinya dengan
perlahan sambil menanggalka pakaianku. Aku tersenyum padana, tampak
mukanya semakin ketakutan melihat rudalku yang kini menegang dan bisa
untuk mengangkat beban seberat 1 KG itu. Tanpa ku suruh, ia pun mulai
melepaskan genggaman HPnya dan mulai mundur ke dinding.
"Kenapa sayang..? Mau lapor papa..?? Silahkan" kataku sambil mendekatinya.
Dia hanya menggelengkan kepalanya, Aku segera mendekatnya dan langsung
memeluknya sambil menciumi bibirnya. Ia menolak ciuman ku namun ku
pegang erat pipinya dan mencekiknya.
"Jangan sakitin aku Yan.." Pintanya dengan nafas tersenggal-senggal
Aku mulai mengurangi cekikanku dan ku ciumi lagi bibirnya. Ciuman ku
berikut ini di terima dengan pasrah sambil tetap berdiri. Ciumanku kulai
turun ke lehernya, payudaranya dan kini sampai di vaginanya. Ku angkat
kaki kirinya ke atas tempat tidur dan ia hanya mengikuti gaya yang ku
inginkan. Vaginanya tampak terbuka dan tanpa panjang lebar ku sodorkan
lidahku ke liang vaginanya.
"AHHHH.....!!" Desahannya dengan mata sedikit terpejam dan memegang kepalaku.
Ku sedot dan ku jilati seluruh bagian vaginanya yang merah merekah dan
berbulu tipis itu. Perlahan Bu Yuli merasakan lubang vaginanya mulai
basah. Aku yang tahu kalau Bu Yuli sudah terangsang, semakin bersemangat
menjilati dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Nafas Bu Yuli ngos-ngosan menahan nafsu birahinya. Aku sangat lihai
merangsang Bu Yuli. Membuat suasana menjadi berbalik. Kini Bu Yuli sudah
tak sabar lagi menunggu ku untuk segera meneroboskan penisku ke liang
vaginanya.
Beberapa saat kemudian aku menyudahi jilatanku pada vaginanya. Aku mulai
merebahkannya di kasur dengan kakinya yang masih menyentuh lantai.
Tampaknya Bu Yuli sudah tak sabar lagi meraih dan mengocok-ngocok penis
ku, kemudian Bu Yuli mengarahkan penis ku ke lubang vaginanya.
"Eittzzz... jangan terburu-buru sayang" pintaku sambil mulai mendekatkan penisku ke mulutnya.
Ku sodorkan penisku dan ia mulai mengulumnya perlahan-lahan. Ku
sentakkan penisku hingga ke tenggorokannya dan tampak bu Yuli kehabisan
nafas. Aku tak menghiraukannya, ku tekan dalam-dalam penisku dan
kutahan.
"OCChhhh..." Terdengar suara desiran keluar dari mulut ibu tiriku itu.
Aku semakin bersemangat untuk mengulanginya lagi. Ku ulang beberapa kali
gaya tersebut dan AHHHHH.. seburan lahar ku tepat masuk ke
tenggorokannya. Ia berusaha melepaskan penisku dari mulutnya namun semua
itu sia-sia, aku semakin menekannya dalam-dalam dan 3 kali semburan
membuatnya harus menelan spermaku yang kental dan nikmat itu.
Ku lepaskan perlahan-lahan penisku dari mulutnya dan kini ku dekatkan
penisku ke bagian belahan dadanya dan ku goyangkan maju mundur. Penisku
masih menegang akibat obat kuat yang ku konsumsi. Ku remas kedua buah
dadanya yang masih ranum itu dan kutempelkan kuat-kuat ke penisku seraya
mengoyangkan penisku maju dan mundur.
"Cukup Biran, Jangan kasar dong. Please" Pintanya sambil menahan perih di bagian payudaranya.
Aku berhenti sejenak dan mengulanginya lagi. Setelah puas memainkan Tits
Job tersebut, aku mulai mengarahkan penisku ke vaginanya yang sedari
tadi basah. Ku tekan kepala penisku perlahan-lahan sampai bagian kepala
penisku mulai terbenam sebagian dan CLUPPPZZZ, kutekan kuat-kuat hingga
seluruh penisku masuk kelubang vaginanya..
"AHHHHHHHH...!!!!" Rintihan ibu tiriku seraya memegang kedua pergelangan tanganku.
Sejenak ku biarkan penisku terbenam sambil kuarahkan bibirku ke bagian
lehernya dan menjilati lekuk lehernya yang berkeringa itu. Hampir 30
detik kudiamkan penisku di lubangnya dan kini mulai kusentak dan ku
pompa vaginanya dengan irama yang semakin tinggi. Kedua tangan bu Yuli
memegang dan menjambak perlahan2 rambutku. Lidahnya mulai nakal
menelusuri leherku seperti tak mau kalah dengan permainanku. Desis dan
sesahannya semakin menjadi-jadi. Aku pun terus mencium lehernya dan
sesekali mengarahkan lidahku ke arah telinganya dengan desahan-desahan
yang membuatnya semakin merinding dan bertambah nafsu. Genjotan penisku
masih semakin menjadi-jadi. Tak ku beri dia kesempatan untuk
beristirahat, kini tanganku mengarah ke bukit kembarnya seraya
meremasnya dengan begitu nafsu.
"Uhhhhh.. Pelan Brian, Yeaghhh, uhhh, pelan dong" desahnya dengan nada terengah-engah sambil memejamkan mata.
Hampir sejam bermain dengan gaya ini dan kini ku mulai hampir mencapai
orgasme. Genjotanku mulai kupercepat dan tangan bu yuli mulai memelukku
dengan erat. Tak habis akal untuk mempermainkannya, kali ini ku gigit
bagian Kuping tepat di lubang antingnya.
"UHHHHH..." Desisnya
Ku arahkan lidahku keleher dan kugigit lagi lehernya, kali ini dengan
sedikit bejat dan kuat. Genjotanku masih sekuat tadi, dan bu yuli hanya
bisa mendesah dan terus mendesah. Saat tubuhku mulai menegang, ia pun
berusaha melepaskan penisku dari memeknya tapi ku tak beri dia
kesempatan untuk melakukan itu dan
CROOOOOOTTTTTTTT...CROOOOOOTTTT...CROOOOOTTTT..
Tumpahan spermaku di liang vaginanya membuatnya melototin aku tanda tak
terima dengan perilakuku. Aku benamkan penisku untuk beberapa saat dan
ku genjot lagi, kali ini dengan irama yang membuatnya kalang kabut
nikmat bukan kepalang. 5 Menit ku genjot dan
AHHHHHHHHHH.....UUUFFFFTTT...!! Desahan mautnya pun keluar dari mulut
seksinya tanda dia telah mencapai surga dunia orgasmenya.
Segera ku tarik keluar penisku dan menunggu cairan spermaku menetes
keluar dari lubang vaginanya dan mulai ku oleskan cairan sperma yang
menetes ke penisku. Aku melihat ia mulai lemas tak berdaya. Ku pegang
rambutnya da kutarik kepalanya mengarah kepenisku dan ku paksa dia
mengoral penisku. Ia tak bisa menolak keinginanku, dengan tubuh lemas ia
melakukan oral dengan baik dan masih penuh nafsu. Ia tak menyangka
ketika ia ku suruh berbalik membelakangiku dan Kusentakan penisku tepat
keliang anusnya...
"Ahhhhh.. Jangan disitu Brian, Sakit...!!" Jeritnya sambil melirik ke belakang menatap ku.
Dengan nafsunya ku tekan kuat-kuat ke liang anusnya dan memompanya.
Sempit banget anus ibu tiriku ini. Ia gak bisa menolaknya dan hanya
menerima ujaman penisku di lubang anusnya. Ia merasa sakit yang sangat
namun hanya bisa memohon dan menangis. 10 menit melakukan anal seks yang
dahsyat dengannya dan akhirnya CROOOOOT..CROTTT.. Spermaku mulai keluar
tak terelakkan masuk ke anusnya. Ku diamin beberapa saat dan kulepas
penisku dari lubang anusnya.
Ku balikan badannya dan ku minta di mengoral lagi penisku untuk yang
terakhir. Setelah selesai mengulum penisku, aku menuju kamar mandi. Dia
hanya menangis terseduh2 dan ku ancam kalau sampai bokap ku tau apa yang
kulakukan dengannya, maka aku tak segan-segan membunuhnya.
Kejadian ini sering terulang kembali saat suasana rumahku mulai sepi dan
lenggang. Aku melakukan hubungan ini selalu dengan memaksanya melakukan
hal-hal yang belum diketahui dan dengan cara dipaksa. Ia sekarang malah
senang dengan perlakuanku itu dan sering memintaku untuk menyiksanya
sebelum di Ngentot.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar