The Next Generation Traffic Network

Senin, 27 Mei 2013

Pendakian Pertama Gunung Sindoro

gn. Sindoro
Saya akan menceritakan pengalaman penndakian kami yang pertama kepada anda para pembaca yang membutuhkan info tentang pendakian. Ada sedikit pengalaman yang akan saya bagi kepada sahabat semua tentang pendakian kami yang pertama di Gunung Sindoro, Temanggung Jawa Tengah.
Tanpa berbelit-belit lagi, langsung saja kita simak pengalaman saya di bawah ini.

Pendakian pertama yang saya laksanakan bersama teman-teman sangatlah berkesan. Karena ini adalah pendakian pertama kami. Tepatnya tanggal 16 Agustus 2009. Kami berangkat dari rumah kami masing-masing disebuah kabupaten kecil, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada pukul 14.30 menaiki bus jurusan semarang yang bertuliskan "Maju Makmur" di dindingnya yang sudah lusuh dan sedikit terkena korosi. Hampir 2 jam 30 menit kami berada di atas bus tersebut. Hingga ahirnya kami turun di sebuah Gapura pangkal gang, 500 M dari tugu "selamat jalan" kabupaten Wonosobo. Kami langsung bergegas menuju Basecame tempat pendaftaran.

Sesampainya kami di Basecame Sindoro kami langsung bergegas mengisi data pendakian. Selanjutnya kami mengisi botol-botol kosong air mineral dengan air keran yang ada di Basecame tersebut. Anggota kami genap berjumlah 11 orang, dan semuanya saling membagi tugas sebelum memulai pendakian. Selanjutnya kami mempersiapkan peralatan lainnya  yang kami butuhkan, seperti : Obat-obatan, makanan ringan, Plester koyo, Madu, Senter dll. Peralatan yang kami bawa sangatlah sederhana, maklum amatir.

Tepat pukul 18.00 kami melakukan pendakian kami yang pertama dari Basecame Kledung, dengan harapan meraih puncak Sindoro. Sebelum melakukan pendakian kami berdo'a terlebih dahulu agar diberi keselamatan dan kelancaran oleh Tuhan Yang Maha Esa. Langkah-langkah pertama terasa ringan ditemani udara sejuk khas pegunungan. Di samping kanan, kiri kami terhampar perkebunan sayuran dan tembakau yang sangat luas. Medan pertama yang kami lalui tak begitu sulit. Kami terus melangkah diatas jalanan perkebunan yang terbuat dari susunan batu kerakal yang sangat rapi.

Tak terasa kami sudah sampai di Pos 1 Pendakian. Kami istirahat sejenak di situ. Meski baru sampai di Pos pertama, halangan sudah menyergap. Salah satu teman kami ada yang mengeluh karena kecapekan, dan satunya lagi ada yang terkena maag. Ini merupakan cobaan untuk kami. Ahirnya saya putuskan untuk membawakan tas mereka berdua sekaligus. Memang berat. Tapi biar bagaimanapun kami harus sampai di puncak gunung Sindoro.

Medan yang sedikit terjal dan ditutubi rerumputan dan sedikit menyulitkan langkah kami, terlebih penerangan yang kami bawa kurang memadai. Langkah demi langkah semakin terasa berat. Tak jarang kami beristirahat di tengah jalur pendakian. Rasa lelah mulai terasa dan semakin memaksa kami menghentikan pendakian. Tapi kami baru melewati Pos 2 pendakian. Kami terus melangkah ditengah dinginnya suhu lereng gunung yang semakin membeku. Perasaan menjadi tercampur aduk dengan hal-hal yang sedang kami hadapi.

Langkah demi langkah yang berat mengantarkan kami sampai di Pos 3 pendakian. Kami putuskan untuk mendirikan tenda ditempat tersebut. Selain 2 teman kami yang mulai kelelahan dan didera penyakit maag, suhu di lereng gunung juga sudah mulai bertambah dingin dengan hadirnya malam.

Tenda sudah terpancang dan siap untuk kami huni sementara kami melakukan pendakian. Kami lalui malam dengan penuh ria dengan nyanyian yang diiringi petikan gitar. Ada keuntungan yang kami peroleh dari banyaknya peserta pendakian pertama ini. Api yang penuh dengan bara terus menerus temani gelak tawa. Hingga tak terasa sang fajar hampir memancar.

Sinar pertama yang menembus udara pagi di lereng gunung Sindoro begitu indah. Tampak bentangan garis lurus cakrawala menyirat dari ufuk timur kebarat. Bayang-bayang semu gunung-gunung lain tak kalah menariknya. Dan yang sangat menyita perhatian adalah sosok gunung Sumbing yang mulai terlihat berdiri kokoh dihadapan kami. Hingga kami tak kuasa menahan keinginan untuk mengabadikan momen tersebut dalam jepretan lensa kamera. Benar-benar kebesaran Sang Pencipta yang tiada tara keindahannya.

Lambat laun sinar mentari menghangatkan badan kami yang menggigil diserang suhu dingin. Kami memutuskan melanjutkan pendakian selagi hari masih pagi. Namun 2 teman kami yang sudah terlanjur kelelahan tidak berniat untuk melanjutkan pendakian. Saya terus memotifasi mereka hingga ahirnya mereka bersedia untuk melanjutkan pendakian bersama teman-teman lainnya.

Medan yang kami lalui saat ini begitu curam dan terjal. Kami sangat berhati-hati melewatinya. Karena apabila kami salah langkah, nyawa kamilah taruhannya. Tapi, disitulah letak kepuasan yang dapat kami peroleh dari pendakian ini. Kami harus memacu adrenalin sampai batas maksimal. Kelemahannya adalah jika tidak memiliki kesadaran dan pengendalian diri yang baik, semua jadi mudah untuk terlupakan. Tak terkecuali sahabat sendiri.

Kami terbagi menjadi beberapa kelompok. Karena ego masing-masing yang sangat tinggi untuk segera meraih puncak. Sementara itu saya berada dirombongan paling belakang bersama kedua tean yang kondisinya sudah tak sebugar di Basecame. Sebenarnya saya masih mampu melanjutkan pendakian dengan cepat agar dapat meraih puncak lebih cepat pula. Tapi, saya merasa bertanggung jawab terhadap kedua teman yang tak mampu melanjutkan pendakian tersebut. Karena memang benar sayalah yang memotivasi mereka agar terus mendaki sampai mencapai puncak.

Lelah, lunglai, dan lesu sudah mendera kedua teman saya tersebut. itu terwujud dari cara kami beristirahat. Tak jarang kami berhenti setelah 10 meter berjalan. Saya tetap sabar menunggu mereka. Karena bagi saya puncak bukanlah segalanya. Tapi bagaimana kita menabur arti disetiap langkah dalam perjuangan menuju puncak tersebut. Salah satu teman yang mengalami sakit maag sudah benar-benar tak mampu untuk melanjutkan pendakian. Hal itu membuat kami berhenti cukup lama diatas bebatuan yang bercongkol curam diatas tebing terjal.

Kami hanya bisa menunggu teman kami turun dari puncak. Lebih menyedihkan lagi saat itu kami kehabisan bekal, dan bekal utama berada diransel teman-teman yang sudah ada di atas. Kami hanya bisa menunggu, menunggu, dan menunggu penuh harap ada pendaki lain yang menyusul dari bawah. Karena saat itu kami benar-benar membutuhkan sesuatu untuk dimakan ataupun diminum.

Lelah sudah kami nenunggu hingga semangat yang pada awalnya membara. Kini harus surut dengan keadaan yang seperti ini. Tanpa kami bertiga menduganya, dari puncak terlihat 5 turis yang sepertinya berasal dari Eropa dan sisanya dari Jepang. Sudah pasti mereka menyambangi tempat kami tertunduk penuh harap. Saya putuskan memberanikan diri untuk meminta sedikit bekal yang mereka bawa. Dan ternyata....
Sangat mengejutkan. Dia memberi kami 3 buah apel merah yang ranum dan 2 buah jeruk segar kepada kami. Mungkin itulah miniatur tentang hal indah yang akan kita dapat apabila terus bersabar.

Tanpa berpikir panjang lagi kami langsung melahap buah pemberian kelima turis tersebut. Sudah lebih dari cukup untuk mengganjal perut kami yang sedang didera kelaparan. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuruni lereng gunung. Ternyata mereka adalah pendaki yang sama-sama membangun camp di Pos 3. Benar-benar berjodoh kami ini. Yang jelas kami sangat tertolong atas pemberian mereka. Kami masih terus menunggu sambil memandang kebawah melihat kelina turis tadi menuruni lereng dan sudah terlihat sangat kecil.

Ahirnya satu persatu teman kami tiba ditempat kami beristirahat, atau pantasnya tempat kami terhenti sejenak. Setelah semua teman berkumpul, kami bersama-sama menuruni lereng gunung yang curam dan terjal. Tampak dari wajah kedua temanku yang tidak dapat melanjutkan pendakian terhampar senyuman bahagia tanda mereka lega.

Dengan cepat kami menuruni lereng gunung berusaha secepat mungkin sampai di Basecame. Kendati dengan sisa-sisa tenaga kami mampu menyelesaikan pendakian pertama kami dengan perasaan yang riang meski banyak rintangan yang dihadapi.

Itu tadi pengalaman kami tentang pendakian pertama digunung Sindoro melalui Basecame Kledung, Temanggung. Terimakasih saya ucapkan bagi anda yang telah mampir dan membaca artikel yang saya tulis. Semoga bermanfaat dan ada pesan yang dapat dipetik. Salamdamai.
by : Heri Harto Sembodo

0 komentar:

Posting Komentar